Hadits-Hadits Dhaif Seputar Bulan Ramadhan
Cukup banyak hadits shahih dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang menjelaskan keutamaan bulan Ramadhan dan amal-amal shalih di dalamnya. Namun, banyak pula hadits-hadits seputar keutamaan bulan Ramadhan yang dha’if (lemah)1, maka kami pandang perlunya dipaparkan sekilas tentang beberapa hadits dha’if tersebut, yang telah banyak beredar di masyarakat, dan mencakup segala jenisnya.
Hadits dha’if dampak negatifnya cukup besar pada masyarakat, disebabkan adanya keyakinan orang-orang yang mengamalkannya bahwa hadits tersebut benar-benar berasal dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, baik berupa sabda atau perbuatan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, padahal kenyataannya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah mengamalkan atau mengucapkannya. Karena inilah, maka kami anggap perlu menjelaskan hakikat hadits-hadits lemah tersebut, agar kita waspada selalu terhadap syariat yang tidak benar adanya dari Nabi kita Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Di antara hadits-hadits dha’if yang cukup masyhur dan sering dibawakan oleh banyak khatib dan penceramah di bulan Ramadhan tersebut adalah beberapa hadits berikut ini:
1. Hadits Anas bin Malik radhiallahu’anhu, beliau berkata:
كانَ النَّبيُّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ إذا دخلَ رجَبٌ ، قالَ : اللَّهمَّ بارِكْ لَنا في رجَبٍ وشَعبانَ ، وبارِكْ لَنا في رمَضانَ
Adalah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam jika memasuki bulan Rajab, beliau berdoa, “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan berkahi kami (pula) di bulan Ramadhan”.
Hadits ini dha’if (lemah) atau munkar2.
Dikeluarkan oleh al-Imam Ahmad dalam Musnadnya (4/180 nomor 2346), dan lain-lain. Pentahqiq Musnad al-Imam Ahmad, Syaikh Syu’aib al-Arnauth menyatakan bahwa sanadnya dha’if. Dan hadits ini dilemahkan pula oleh al-Imam al-Albani t dalam kitabnya Misykatul Mashabih (1/432) dan Dha’iful Jami’ ash-Shaghir (4395).
2. Hadits Mu’adz bin Zuhrah rahimahullah (seorang tabi’i), telah sampai kepadanya kabar bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa beliau berdoa:
اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت
“Ya Allah, untukmu aku berpuasa dan atas rizki-Mu aku berbuka puasa”.
Hadits ini mursal dan dha’if.
Dikeluarkan oleh al-Imam Abu Dawud dalam Sunan-nya (2358), dan lain-lain.
Hadits ini lemah dengan sebab irsal, yaitu terputusnya sanad antara Mu’adz bin Zuhrah dan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Lihat penjelasan terperincinya pada kitab Dha’iful Jami’ ash-Shaghir (4349) dan Irwa-ul Ghalil (4/38 nomor 919).
Hadits ini diriwayatkan pula dari sahabat